Janur Sulawesi Menjadi Alternatif Pembuatan Upakara di Bali.

Janur Sulawesi Menjadi Alternatif Pembuatan Upakara di Bali.

Janur Sulawesi atau sering dikenal sebagai Busung Sulawesi oleh masyarakat Bali adalah salah satu janur yang bisa dijadikan sebagai alternatif pembuatan sarana upakara Agama Hindu khususnya oleh masyarakat Hindu di Bali. Kenapa namanya Janur Sulawesi ? iya, seperti namanya janur ini memang berasal dari daerah Sulawesi oleh sebab itu banyak masyarakat yang menyebut “Janur Sulawesi/Busung Sulawesi”. Pada saat ini Janur Sulawesi memang menjadi sorotan masyarakat luas dalam pembuatan sarana upakara. Semakin mahalnya harga Janur Bali, masyarakat bali sebagian besar  lebih memilih menggunakan sarana upakara dari janur Sulawesi, selain harganya lebih murah hasil jaritannya pun lebih tahan lama. Hal ini, sangat bermanfaat apabila kita akan mengadakan upacara besar dan bisa mempersiapkan jejaitan dari jauh-jauh hari.

Variasi warna yang terdapat pada Janur Sulawesi membuat hasil jejaaitan yang sangat indah. Dengan kreativitas yang luar biasa janur ini bisa dirubah menjadi sesuatu yang begitu indah misalnya sarana pembuatan penjor yang selalu menjadi incaran khususnya pada saat Hari Raya Galungan di Bali.

            Berbagai jenis jejaitan untuk upakara sudah banyak tersedia pada toko-toko peralatan upakara di Bali. Hal ini bisa menjadi alternatif bagi ibu rumah tangga yang memiliki kesibukan lain. Salah satunya adalah Grosir Surya Manuaba. Di tempat ini banyak tersedia aneka jenis jejaitan dari janur Sulawesi yang menawarkan harga yang tidak menguras kantong, tentu saja dapat mengefisienkan waktu dalam mempersiapkan upakara.

 

 

 

          

Namun, perlu diketahui bahwa warna sebenarnya dari janur Sulawesi ini adalah agak kecoklatan, untuk memperindah dan meningkatkan kualitas dari janur ini , maka sudah dilakukan proses penwarnaan. Nah warna inilah yang akan membahayakan jika kita tidak bisa mengolahnya dengan baik. Janur yang masih basah atau zat pewarnanya belum kering aromanya sedikit menyengat jika dihirup kita akan sesak nafas dan juga jika janurnya di pegang zat pewarnanya akan menempel pada tangan. So bagi yang menjalani bisnis sebagai penjarit janur sulawesi sangat disarankan untuk menjarit  janur yang sudah dalam keadaan kering ya bund. Selain itu jika diperlukan kita juga bisa menggunakan alat pelindung saat menjarit janur yang masih basah seperti hand glove dan masker. Nah untuk penggunaannya, seperti yang kita ketahui pada saat pembuatan upakara di Bali pasti menggunakan buah-buahan, aneka jajanan atau kue, jadi untuk kuenya atau jajanan yang tidak dikemas bisa di bungkus dengan plastik agar zat pewarna pada janur Sulawesi tidak menempel pada makanan itu. Jadi intinya sesuatu tidak akan membahayakan tergantung bagaimana kita mengolahnya, semoga bermanfaaat J